Lelah…
Waktu itu aku sudah lancang, aku mencoba membuka semuanya
kepada dia. Aku mencoba meperlihatkan kekaguman ku terhadapmu, tapi dia hanya
tertawa seolah olah kamu adalah milik dia. Dan kamu tahu saat aku dengan dia
berdua saat itu pula kamu disana, sebenar nya aku menangis karena aku merasa
seakan akan dia memang milk mu, kamu milik dia. sepanjang kita bersama, kamu
hanya berbincang dengan dia, dengan panggilan manjamu kepada nya dengan ciri
khas candaan mu berdua. Dia memang tidak merasa bersalah karena memang dia
tidak tentang ini, yang aku bingung itu kamu. Kamu yang tahu tentang semua
ini,kamu yang tahu tentang perasaan aku tapi kamu sendiri tidak bisa
menempatkan sikapmu ketika didepan aku dan dia.
Sadarkah kau ku sayangi, sadarkah aku yang sangat mengerti
kamu, bila bahagia yang kita tuju, aku merasa jalan kita ini salah. Itu kalimat
dalam hatiku saat kamu dan dia asyik berbincang.
Seandainya semua tak seperti yang aku lihat, seperti yang
aku rasa , seperti yang aku dengar. Sebenar nya aku masih bingung terhadap
sosok aku sendiri, sosok yang kamu anggap kuat sosok yang kamu anggap aku bisa
melewati semua nya dengan diam sampai saatnya nanti akan ada waktu ? jauh dari
anggapan kamu, aku merasa aku adalah orang yang dapat dibodohi oleh semua kata
kata penyemangat dari seseorang yang aku anggap benar.
Aku tahu keindahan aku tahu kebahagian aku tahu semuanya,
aku pernah merasakan nya. Dan kamu pun tahu apa maksud dari itu? Aku gak mau
kamu hanya jadi pendengar! Aku gak mau kamu hanya jadi penyemangat! Aku gak mau
kamu jadi penyebab aku marah, aku sedih, aku terdiam …..
Tapi aku selalu mencoba meyakinkan hati aku bahwa Kita tidak
salah menjalani ini, dia tidak salah tentang perasaan nya dan aku pun tidak mau
menyalahkan sikapmu terhadap dia. Bila memang kamu sudah lelah akan semua ini
relakan semua nya biarkan semua nya berakhir. Dan tetap relakan aku hidup
dengan terdiam. Jangan pernah semua nya kamu paksa untuk siang bila akhirnya
aku senang tapi tetap merasa sedih melihat dia bingung dengan apa yang telah
terjadi antara aku kamu dan dia.
Aku tidak memaksa untuk merelakan yang telah terjadi, aku
tidak memaksa agar semua orang tahu akan ini. Tapi aku sedikit memaksa mu untuk
megatakan sesuatu yang nantinya akan membuatku tetap bertahan dengan mu.
Aku selalu bertanya kepadaNya apakah semua ini kesalahan
saat kita sama sama belum bersama? Aku tidak bisa menyalahkan seseorang atau
siapapun itu.
“jangan merasa kita hanya berdua, jangan merasa diri kita tidak ada yang memperhatikan
, kita punya dia, dia bisa menjadi tempat curhatmu ketika kita sedang ada
masalah. Percayalah diam mu itu nanti akan menjadi kebahagian kita, tetap
menjadi kamu yang membuatku bangga dengan semua nilai mu :)”
Kamu tahu apa yang saat ini selalu membuatku tetap bertahan
dengamu? Bukan ucapan mu yang aku minta, tapi kalimat kalimat yang pernah kamu
berikan itu cukup membuatku bertatahan walau sebenarnya aku benci dengan diam
mu saat di depanku.